Beritaberlian.com, BANGKOK – Kepemimpinan Konfederasi Wartawan ASEAN (Confederation of ASEAN Journalists/CAJ) secara resmi diserahterimakan dari Vietnam kepada Thailand. Transfer kepemimpinan CAJ dilakukan dalam Sidang Umum ke-19 CAJ yang diselenggarakan di Hotel Emerald, Bangkok, Thailand, Jumat (26/1/2018).
Peralihan kepemimpinan CAJ ditandai dengan penyerahan pataka CAJ dari Ketua Asosiasi Wartawan Vietnam Thuan Huu yang sejak 2015 menjadi Presiden CAJ kepada Ketua Konfederasi Wartawan Thailand, Thepchai Young, yang akan menjabat sebagai Presiden CAJ hingga 2020.
Sementara Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa ditetapkan sebagai Wakil Presiden CAJ. Indonesia akan menempati kursi Presiden JAC pada 2020 bersamaan dengan Sidang Umum ke-20 CAJ.
CAJ didirikan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1975 lima organisasi dari lima negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN).
Kelima organisasi wartawan tersebut adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Persatuan Nasional Wartawan Malaysia (National Union of Journalists’ Malaysia/NUJM), Klub Pers Nasional (National Press Club of the Philippines/NPC), Persatuan Nasional Wartawan Singapura (Singapore National Union of Journalists/SNUJ), dan Konfederasi Wartawan Thailand (Confederation of Thai Journalists/CTJ).
Adapun Asosiasi Wartawan Vietnam (Vietnam Journalists Association/VJA) bergabung dengan CAJ pada tahun 1996, disusul Asosiasi Wartawan Laos (Laos Journalists Association/LJA) tiga tahun kemudian.
Dalam Sidang Umum CAJ kali ini, Klub Wartawan Kamboja (Cambodia Journalists’ Club/CJC) secara resmi menjadi anggota kedelapan CAJ.
CAJ diririkan untuk memajukan kehidupan jurnalisme dan meningkatkan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab selain untuk mempererat hubungan internal wartawan negara-negara anggota ASEAN.
Dalam Piagam CAJ juga disebutkan bahwa organisasi ini didirikan untuk meningkatkan saling pengertian dan kerjasama antarwarga ASEAN demi terwujudnya kesejahteraan, keadilan sosial dan perdamaian serta ikut memperjuangkan aspirasi dan kepentingan warga ASEAN.
Upacara pembukaan Sidang Umum CAJ yang digelar Jumat pagi di tempat yang sama dihadiri Menteri Industri Thailand Dr. Uttama Savanayana dan sejumlah pejabat Thailand serta praktisi media.
Sidang Umum ke-19 CAJ juga dihadiri Asosiasi Wartawan Myanmar (Myanmar Journalists’ Association/MJ) dan Asosiasi Wartawan Seluruh China (All China Journalist’ Association/ACJA) sebagai peninjau. Myanmar akan bergabung dengan CAJ dalam waktu dekat.
Amandemen Piagam CAJ
Sehari sebelum Sidang Umum CAJ (Kamis, 25/1/2018) diselenggarakan Rapat Dewan Direktur (Board of Director Meeting) yang dihadiri pimpinan organisasi anggota CAJ dan direktur CAJ dari semua negara anggota. Di dalam rapat yang dipimpin oleh Sekjen CAJ Ho Quang Loi dari Vietnam tersebut dibicarakan perubahan atau amandemen sejumlah artikel di dalam Piagam CAJ untuk disahkan dalam Sidang Umum CAJ.
Perubahan dilakukan terhadap artikel yang mengatur keanggotaan CAJ. Rapat Dewan Direktur sepakat untuk menghapuskan istilah Anggota Pendiri (Charter Member) dengan tetap memberikan penghormatan dan pengakuan kepada lima organisasi pendiri.
Dengan perubahan ini, kini semua anggota CAJ memiliki hak dan kewajiban yang sama. Sebelumnya, Anggota Pendiri CAJ memiliki hak untuk menentukan keanggotaan baru CAJ.
Selain itu juga dilakukan perubahan mengenai artikel yang mengatur Sekretariat. Dewan Direktur CAJ sepakat mempertahankan posisi Jakarta yang merupakan tempat kelahiran CAJ sebagai lokasi Sekretariat Tetap. Disebutkan bahwa Sekretariat Tetap memiliki tugas menyimpan dokumen yang terkait CAJ dan memiliki peranan penting dalam menjalin hubungan antara CAJ dan Sekretariat ASEAN di Jakarta.
Di sisi lain, Sekretariat CAJ berada di negara yang tengah menjadi pemimpin CAJ. Selain itu juga disebutkan bahwa operasional CAJ akan dikelola oleh Sekretaris Jenderal yang berasal dari negara yang sedang memimpin CAJ.
Delegasi Indonesia dalam Sidang Umum ke-19 CAJ ini dipimpin Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa. Anggota delegasi PWI terdiri dari Direktur CAJ Bob Iskandar, Ketua PWI Bangka Belitung Mohammad Fathurrahman, Ketua PWI Kalimantan Barat Gusti Yusri Ismail, Ketua PWI Jambi Saman Muraki, Ketua PWI Sulawesi Barat Naska Mahmud Nabhan, Wakil Ketua PWI Bangka Belitung Nico Alpandy, Ketua Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Kalimantan Barat Haryani.
Wartawan ASEAN Melawan Fake News
Sidang Umum ke-19 CAJ memberikan perhatian serius pada dua hal yang saling berkaitan. Pertama, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, serta kedua, penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian yang mendompleng hal pertama.
Presiden Konfederasi Wartawan Thailand, Thepchai Young, mengatakan, kabar bohong atau hoax dan ujara kebencian menjadi persoalan yang sedang dihadapi kawasan Asia Tenggara dan seluruh dunia.
CAJ merasa berkewajiban untuk meningkatkan kerjasama dalam hal melawan fake news dan ujaran kebencian ini.
“Thiland akan menggelar berbagai forum di tingkat kawasan untuk memerangi fake news dan ujaran kebencian,” ujar Thepchai Young.
Adapun dalam laporan yang disampaikannya, Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa menyampaikan dua pekerjaan besar yang sedang dilakukan masyarakat pers Indonesia. Pertama membangun praktik media yang profesional, dan kedua membangun tradisi pers yang sehat di kalangan wartawan dengan meningkatkan kompetensi.
Mengutip data yang disampaikan Dewan Pers Republik Indonesia hingga Desember 2017, saat ini ada 950 perusahaan media yang terdaftar dan terverifikasi secara administrasi. Dari jumlah itu, sebanyak 171 telah terverifikasi dan karenanya dinyatakan profesional. Rinciannya adalah, 101 media cetak, 22 stasiun televisi, delapan stasiun radio, dan 40 media siber.
Ditambahkan Teguh, Dewan Pers juga telah menerbitkan kartu kompetensi untuk lebih dari 11 ribu wartawan.
“Kedua hal ini, menurut kami adalah cara yang jitu untuk melawan perkembangan kabar bohong dan ujaran kebencian, selain dengan melakukan kampanye literasi media yang massif dan terus menerus kepada anggota masyarakat,” demikian Teguh. [***]