Beritaberlian.com, BANDAR LAMPUNG — Era Revolusi Industri 4.0, pemanfaatan teknologi sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting. Perusahaan mapan sekalipun mau tidak mau harus menjadikan teknologi digital untuk menjamin eksistensi bisnisnya.
“Bila hanya mengandalkan model bisnis lama bukan tidak mungkin bisnisnya akan terpuruk. Apalagi, saat ini, disrupsi digital sudah menggerus berbagai sektor, seperi transportasi, ritel, keuangan, logistik dan sektor lainnya” kata Rektor IIB Darmajaya, pada pembukaan The 4’ International Conference on Information Technology and Business (ICITB) 2018 Opportunities and Challenges in Industry Revolution 4.0 for Disruption Technology, Selasa (23/10/2018), di Hotel Horison, Bandar Lampung.
Saat ini, bisnis berbasis digital adalah masa depan pembangunan Indonesia. Hal ini bukan sekedar jargon. Mengingat, data statistik pun mengkonfermasi kian masifnya ekonomi digital di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Kementerian komunikasi dan informatika pemproyeksikan pada 2020, ekonomi digital Tanah Air bisa tumbuh mencapai 130 miliar AS atau 1.700 triliun. Angka proyeksi itu mencapai 20 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Sementara, bisnis ke arah digital adalah kemampuan pemanfaatan data. Tidak bisa dipungkiri bahwa data semakin menjadi kebutuhan penting dalam berbisnis. Sehingga, mau tidak mau, perusahaan perlu memanfaatkan data untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam operasional yang dijalani.
Sesuai hasil penelitian terbaru International Data Coporation (IDC) World Wide Semi Annual Big Data and Analytic Spending Guide, menyebutkan pendapatan bisnis teknologi data berukuran besar beserta analisisnya secara global mencapai 150,8 milair dollar AS atau sekitar Rp2.000 triliun pada 2017. Nilai tersebut melonjak 12,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk itu, perguruan tinggi sebagai salah satu institusi yang banyak memberikan masukan dalam bidang akademik bagi berbagai sektor juga harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan di erah digital disruption, yaitu sebuah era lompatan dengan teknologi digital.
“Namun, semua itu harus didukung oleh peran pemerintah dengan cara menyiapkan regulasi. Mengingat, jika tidak melakukan perubahan dengan cepat ke era digital maka lambat laun perguruan tinggi tersebut akan tertinggal jauh.”
Menurut Firmansyah, IIB Darmajaya sebagai salah satu perguruan tinggi menjadi basis aktivitas intelektual. Sehingga perlu menjadi penggerak utama dalam pengembangan teknologi, khususnya di Lampung dan Indonesia umumnya. “IIB Darmajaya yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Lampung memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas penelitian terutama di era disrupsi teknologi ini,” kata dia.
Peningkatan kualitas penelitian tersebut dicapai dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Indonesia dalam persaingan global. Tentunya, untuk dapat lebih mendorong pengembangan tersebut diperlukan suatu sistem yang dapat merangsang perkembangan teknologi dalam wujud perlindungan terhadap hak kekayaan intelektua hasil penelitian.
Firman berharap kegiatan The 4’ International Conference on Information Technology and Business (ICITB) 2018 Opportunities and Challenges in Industry Revolution 4.0 for Disruption Technology, bisa menjadi komunikasi dan diskusi antar sivitas akademika dan stakeholder terkait dengan pengembangan model strategi inovasi di era disrupsi .
Kemudian, memperkenalkan hasil-hasil riset dari sivitas akademika dan dunia penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing berbasis inovasi ke dunia bisnis. “Dan, hasil seminar internasional ini bisa memberikan pemahaman tentang disruption dan dampaknya terhadap kehidupan bisnis di Indonesia kepada sivitas akademika dan stakeholdernya.”
Sehingga, manfaat yang didapat baik oleh sivitas akademika dan stakeholder dari berbagai bidang dapat melakukan sharing dan transfer knowledge untuk mengembangkan model strategi inovasi terbaik dalam menghadapi era disupsi teknologi.
Kemudian, hasil-hasil riset dari dunia penelitian dapat diperkenalkan dan digunakan sebagai keunggulan bersaing di era disruption oleh kalangan industri dan bisnis. “Selain itu, saya mengharapkan pula hasil seminar internasional ini dapat bermanfaat bagi berbagai macam pihak agar dapat memahami dan mengerti tentang inovasi dari era disruption teknologi dan peluang-peluang yang bisa dikembangkan.”
Hadir dalam seminar internasional itu dua pembicara dari luar negeri yaitu, dari Malaysia adalah Direktor UTM International Office Universiti Teknologi Malaysia Associate Prof. Dr. Abd. Rahman Abdul Rahim. Sedangkan pembicara dari Rusia Dean Of Faculty, Head of Departement and International Relation Russian State Sicial Universty Prof. Dr. Galina Nikiporets Takigawa.
Hadir pula pembicara local yang merupakan dosen tetap IIB Darmajaya, yaitu pakar IT Internasional Onno W Purbo, Ph.D, dan Suhendro Yusuf Irianto, Ph.D. Seminar itu pula dihadiri langsung Bendahara Yayasan Alfian Husin Ary Meizari, S.E. M.BA. (**)