Sumber : Inspiratif.co.id
BANDARLAMPUNG
– Terkait keluhan pasien yang sebelumnya diberitakan Inspiratif.co.id,
Kepala Puskesmas Rawat Inap Krui, Guritno Iswandoko, mengakui bahwa
pihaknya hingga kini mengalami kekurangan dokter lantaran adanya rumah
sakit daerah yang baru dibangun.
“Sementara
masyarakat Krui banyak yang meminta dirawat oleh dokter, sedangkan
Dokter yang ada adalah dokter yang dibantukan, bukan dokter yang di
SK-kan jadi tidak bisa menegurnya,” ungkap Guritno melalui sambungan
telepon kepada Inspiratif.co.id, Selasa 08 Agustus 2017.
Kemudian
dirinya membantah tudingan keluarga pasien, terkait ambulance yang
tidak digunakan sebagaimana mestinya seperti digunakan keperluan
pribadi.
“Ambulance
semuanya standby (siaga), tidak ada yang digunakan untuk keperluan
pribadi. Untuk pasie rujukan, ada mobil ambulance APV,” kata Guritno.
Guritno
juga mengakui, jika oknum pegawainya ada yang tidak bisa diatur. Namun
untuk pasien yang masuk di Puskesmas itu semua dilayani.
“Untuk diberi infus atau tidak, semua ada prosedurnya. Tidak semua pasien diberikan infus,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah
kalangan menilai Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Rawat Inap Krui gagal dalam melaksanakan tugas, dimana
tenaga medisnya dinilai tak profesional serta penanganan pasien dan
fasilitasnya diluar standar.
Seperti
yang diungkapkan Farid Wijaya, Ketua Lembaga Pengawasan
Pembangunan Daerah (LPPD) Kabupaten Pesisir Barat, melalui pesan
singkat Whats App kepada Inspiratif.co.id, Rabu 02 Agustus 2017. Dimana
pihaknya menyayangkan sikap
para pegawai Puskesmas Way Krui.
“Seharusnya itu tidak terjadi, karena
puskesmas merupakan tempat masyarakat untuk berobat dan mereka para
pegawai sudah digaji oleh pemerintah,” sesalnya.
Ia juga berharap kepada Kepala Dinas Kesehatan, agar
kiranya bisa lebih meningkatkan mutu dan disiplin kerja pegawainya. Dan
jika kekurangan tenaga medis, baik dokter maupun pegawai, agar kiranya
bisa dicarikan solusi dengan cara penambahan pegawai, dokter dan
paramedis.
Dalam hal ini, sesegera mungkin untuk mengajukan penambahan
pegawai supaya pelayanan bisa lebih optimal selama 1 x 24 jam. Dan
tidak luput juga sarana prasarana untuk dilengkapi melalui anggaran
kesehatan di tahun – tahun mendatang. Serta Dinas terkait yaitu melalui
Dinas kesehatan Pesisir Barat, agar segera melakukan evaluasi terhadap
kinerja Kepala puskes dan staff nya dilapangan.
“Sehingga tidak terulang lagi kejadian buruknya pelayanan
penanggulangan kesehatan di masyarakat, khususnya di wilayah Krui
Selatan dan umumnya di wilayah yang tersebar di 10 kecamatan se-
Kabupaten Pesisir Barat,” kata dia.